Skip to main content

BADUY DALAM DAN KERAMAHANNYA //


Baduy dalam Desa Cibeo 20-21 Mei'17, waktu itu adalah kesempatan saya mengunjungi Desa Baduy dalam bersama teman-teman. Pada awalnya 2 minggu sebelum jalan gw cuman iseng aja usul ke Baduy dalam dan akhirnya terealisasikan juga, excited banget waktu akan ke Baduy soalnya belum pernah mengunjungi Baduy dan katanya warga Baduy nya sendiri ramah dan bersahabat. Kami ber-15 orang berangkat dari St. Tanah Abang menuju St. Rangkas Bitung dan perjalanan ditempuh 3 jam [belum sampai aja udah pegel duluan kaki rasanya karena berdiri], dari Rangkas bitung kita lanjut menggunakan Elf  untuk bisa sampai ke gate Cijahe dimana Cijahe adalah start point kita bisa menuju Desa Baduy dalam, dengan perjalanan dari terminal ke Cijahe memakan waktu 3 jam perjalanan ditambah jalanan yang kurang bersahabat alias tidak rata kurang asik deh untuk dilewatin pake Elf pokoknya [ntar lu juga ngerasain klo main ke Baduy haha]. Oh iya sebenernya ada 2 gate gitu untuk bisa masuk ke Baduy dalam yaitu dari Cijahe dan Cibolegar jadi terserah kalian mau masuk dari mana, yang membedakan cuman jarak tempuhnya aja kalau dari Cijahe menuju Desa Cibeo memakan waktu 1jam30menit tanpa istirahat dan kalau dari Cibolegar ke Cibeo yah kurang lebih 5 jam perjalanan "so which one would you choose?".


Starting Point Cijahe bersama teman-teman Baduy//


Hal utama yang tidak perlu dibawa saat mengunjungi Baduy adalah alat mandi kalian seperti sabun, shampoo, odol dll [tapi anduk perlu yah masa mandi gak pake anduk basah dong] percuma aja kalian bawa itu semua toh gak akan di pakai saat di Baduy dalam karena mengandung bahan kimia alias dilarang! kemudian kalian tidak perlu bawa sweater atau jaket apapun karena disini nggk dingin kok kaya daki gunung alias panas banget john sama aja kaya jakarta cuacanya haha lumayan kan ngurangin beban tas, dan yang terakhir kalian tidak di perbolehkan untuk mengambil foto atau video saat di Baduy dalam nanti akan ada perbatasan jembatan dimana itu tempat terakhir kalian bisa menikmati foto-foto. 

Saat kami tiba di Cijahe langsung disambut hangat oleh warga Baduy dalam [Porter] yang sudah menunggu kami untuk memimpin jalan kami menuju Desa mereka, oh iya di Baduy dalam ini terdapat 3 desa yang biasa dikunjungi orang-orang yaitu Cikeusik, Cikatawarna, dan Cibeo desa yang kami tuju dan juga desa yang paling jauh dari desa lainnya. Kami akan tinggal semalam dirumah Aa'Juli salah satu porter yang mendampingi kami selama perjalanan, dia adalah anak muda yang ramah namun juga pemalu. Selama di perjalanan kami melalui banyak sekali tanjakan ditambah matahari saat itu lagi terik-teriknya, rasanya kami ingin nyebur disungai dengan air yang jernih ahh... rasanya seger banget tapi sayang kita harus tiba di Cibeo sebelum jam 5 sore. Saya pribadi sangat salut sekali kepada teman teman Baduy yang mendampingi kami selama perjalanan mereka tidak kenal lelah padahal kami selalu mengeluh kecapean dan selalu bertanya kepada mereka "apakah desa Cibeo masih jauh?" tapi mereka tidak pernah bosan mendengar keluhan kami, justru mereka selalu mendukung kami agar tetap semangat untuk sampai tujuan. Dengan semangat mereka membuat rasa lelah kami hilang dan ingin cepat tiba sampai Cibeo dan menikmati keramahan warga disana.


Desa Baduy Luar//

Tepat jam 16.50 sore kami tiba di Desa Cibeo, lalu kami istirahat sejenak didepan rumah meregangkan kaki sambil menyapa orang-orang yang baru tiba seperti kami. Kami diajak Aa'Juli dan Bisja [Bisja adalah anak dari Jaro sami / Jaro : Kepala Desa] untuk mengelilingi desa dan bertemu warga Baduy yang bersahabat dan murah senyum. Waktu sudah menunjukan jam 17.25 waktu yang pas untuk kita mandi, rasanya saya sangat tidak sabar sekali untuk mandi di air sungai yang sangat segar di sore hari yang gerah. Lalu dilanjutkan acara kami dengan makan malam sederhana namun serasa Kluarga sendiri dengan tuan rumah, menikmati makan kami didalam rumah yang sangat tenang dan hangat kami merasakan kekeluargaan yang sangat erat disini. Setelah sesi makan kami Aa' Juli dan keluarga menyuguhkan dagangannya untuk dijual kepada kami, rasanya tidak afdol kalau pergi ke Baduy tapi tidak membeli oleh-oleh khas buah tangan mereka dengan harga yang cukup murah namun kualitas tetap dijaga.

Setelah kita disibukan untuk membeli khas buah tangan suku Baduy kami ingin lebih mengakrabkan lagi dengan yang lainnya dengan memperkenalkan diri kita masing-masing sambil disisipkan candaan dari saya agar suasana tidak terlalu serius. Waktu berlalu begitu cepat takterasa sudah begitu larut malam para wanita memutuskan untuk tidur lebih awal karena besok kami harus bangun lebih pagi, tetapi kami para laki-laki rasanya kurang asik kalau kami harus tidur lebih awal kami harus menikmati banyak hal malam hari di Desa. Di desa Baduy dalam tidak menggunakan pencahayaan seperti lampu hanya sedikit cahaya dari obor jadi malam disana sangat lah gelap sekali kalau bisa jangan sekali-kali deh mules di tengah malem karena nggak ada toilet jadi anda buang air besar yah cuman di sungai aja nikmatin alam yang ada tapi kalau malam yah ngertilah mending di tahan aja deh sampai pagi.

Sayangnya kami hanya bisa stay 2 hari di Baduy dalam, rasanya kami enggan untuk pulang ke Jakarta. Melihat Jakarta sekarang lagi kurang bersahabat dan macet dimana-mana, berbeda sekali dengan di Baduy ditengah hutan yang rimbun menyatu dengan alam, jauh dari bisingnya kendaraan ibu kota stress kita hilang sejenak kalau tinggal disana, dan yang pasti inshallah kita akan sehat kalau tinggal disini dari makanannya dari lingkungannya yang bisa kita lebih sehat lagi daripada tinggal dikota yang pasti yang bikin ngangenin sih warganya yang ramah dan murah senyum itu yang membuat kita ingin balik lagi ke Baduy. Yang pasti gw akan balik lagi kunjungin Baduy setelah lebaran sama teman-teman, kalau kalian mau joint bareng silahkan bisa langsung email gw aja di nindito.rizki1992@gmail.com .

Suasana Baduy luar setelah rumah habis dilalap siJago merah//

Tepat sehari setelah pulang dari Baduy 22 Mei'17 kami mendapat berita duka oleh Aa'Juli kalau Baduy luar sedang mengalami musibah yang membuat saya sedih sekali mendengarnya 84 rumah suku Baduy luar terbakar habis dilalap sijago merah tanpa tersisa, karena musim kemarau sehingga api sangat sulit dipadamkan. Rumah yang sangat ringkih sekali terbuat dari kayu, anyaman bambu, dan dahan kelapa sehingga rumah sangat mudah sekali untuk terbakar ditambah malam hari mereka menggunakan api sebagai cahaya yang paling diandalkan oleh mereka. Semoga warga Baduy luar tetap diberikan kesabaran dalam menjalankan cobaan yang sedang dialami saat ini.

Ini adalah video saya bersama teman pada saat mengunjungi Baduy dalam, video ini diambil saat kami masih di Baduy luar karena saya tidak berani melanggar aturan adat yang sudah ada. Berharap video ini bisa memotivasi kalian untuk bisa traveling dengan cara kalian sendiri ke Baduy. I hope you enjoy my Video !!



Comments

Popular posts from this blog

PENGALAMAN STAY DI RED DISTRICT SINGAPUR //

Pasti pada penasaran yah sama ceritanya... ada yang udah pernah nginep di tempat pelacuran belum? kalau gw udah dong! ( bangga haha) ini bener bener tempat esek esek yah bukan hostel yang ada di Red District Singapur (Geylang sector 8), dari namanya jalannya aja udah gak enak banget kan di denger. Tapi ini pengalaman pertama gw saat traveling ke luar negeri bareng temen, dengan belum ada pengalaman sama sekali soal traveling alias modal nekat aja sih. Iya ini pengalaman gw traveling pertama kali saat kelas 3 SMA ( 2010 ), belum ada AIRBnB , AGODA , apalagi  TRAVELOKA ... dan waktu itu gw juga belum ngerti booking online cing jadi modal nekat aja langsung kesana. Sekarang sih apa apa udah gampang lah mau booking udah bisa online semua, dan banyak berbagai macam promo kan dimana mana. Jadi gak ada lagi alasan lu gak bisa jalan jalan. " tapi kan jalan jalan itu mahal, tiket pesawatnya, nginep nya, makan nya, gimana dong? " Simple sih gw jaman SMA udah bisa traveling send

PESONA KEINDAHAN PULAU BELITUNG _ HARI KE 3 //

HARI KE-3 Kami menyebutnya secret Beach Belitung // Senin, tidak banyak yang kami kunjungi di hari terakhir ini, tapi kami bisa sombong sedikit dengan bisa menikmati hari senin sambil bermain dengan alam bebas, tanpa harus terjebak di dalam ruangan kotak yang dibatasi dengan sekat. Sayangnya Uki enggak bisa menikmati hari terakhir di Belitung bersama kami, karena pagi harinya dia sudah harus pulang duluan ke Jakarta. 3 hari itu rasanya cepet banget berakhir kalau lagi liburan, berbeda kalau dikantor 1 hari aja pasti berasa lama banget, kenapa yah? ada yang tau gak kenapa? kalau ada yang tau tolong email ke gw secepatnya yah penasaran soalnya. Rasanya hari terakhir ini ingin dipuas puasin santai di Pantai sampai warna kulit berubah eksotis, padahal sebelum main ke Belitung kulit juga udah coklat eksotis sih. Mie Atep, mienya mantep wajib dicoba! // Gw enggak mau hari terakhir dihabiskan dengan santai di hotel, jadi jam 9 pagi kami langsung check out dan berlanjut ke kot

MENELUSURI RAMKHAMHAENG MUSLIM AREA THAILAND //

Memulai produktif lagi dengan mengisi Blog ini, padahal lagi lumayan banyak kerjaan juga tapi yaudahlah daripada pusing kerjaan melulu mending disisipin sambil nge-blog lagi, entah kesambet apa juga enggak tau... bawaannya ingin update cerita lagi share pengalaman ke para pembaca lainnya. Ini adalah kali ke2 saya mengunjungi Bangkok setelah yang pertama waktu awal lulus kuliah sekitar tahun 2014 lalu dan sekarang 2018, sudah sekitar 4 tahunan yah... dan Bangkok benar benar berubah banget sih dari segi tata kota, jalanan, hingga kulinernya, dan  banyak konstruksi dimana mana... mungkin juga karena Bangkok seperti Jakarta yang sedang di tahap berkembang. Kalau ngomongin tentang Bangkok yah enggak jauh jauh dari Cathuchak, Transgender, dan juga Street Food nya juara lah untuk jajanan nya disini enak enak dan murah. Tapi untuk saya pribadi mencari jajanan atau makanan halal disini lumayan susah, saya lebih memilih mencari makanan di area dekat Masjid atau mencari penjual yang